Fungsi dan Cara Menulis Footnote dengan Baik dan Benar

Sebelum mempelajari cara menulis footnote dengan baik dan benar, terlebih dulu harus dipahami pengertiannya lebih jauh. Disebut juga catatan kaki, merupakan keterangan tambahan yang digunakan dalam sebuah karya tulisan ilmiah.

Sesuai namanya panduan penulisan catatan kaki ilmiah adalah di bawah atau kaki halaman. Fungsinya untuk mempermudah para pembaca tulisan ketika akan mencari keterangan atau referensi yang digunakan jasa penulis artikel ketika membuat karya.

Selain itu catatan kaki merupakan sumber informasi pembaca ketika ada istilah khusus yang digunakan dalam tulisan. Sehingga metode pembuatan catatan kaki memudahkan pada saat memahami satu halaman tanpa ada yang terlewat.

Digunakan juga untuk penunjukan sumber lain. Pada beberapa tema, digunakan untuk memperluas pembahasan suatu poin penting di luar konteks karya tulis. Namun tidak digunakan untuk tulisan yang bersifat fakta umum.

Cara Menulis Footnote yang Benar

Fungsi dan Cara Menulis Footnote dengan Baik dan Benar

Menulis catatan kaki harus memperhatikan unsur-unsur wajib. Sebagai catatan ilmiah harus memenuhi kaidah yang sudah menjadi standar. Seperti penulisan pengarang, judul, tahun terbit serta nomor halaman. Semuanya harus terstruktur.

Nama pengarang, penerjemah, editor wajib ditulis tanpa gelar apapun. Judul buku atau karangan ditulis lengkap. Tahun publikasi suatu sumber wajib ditulis dengan benar. Metode pembuatan catatan kaki yang benar seperti berikut.

  1. Tata letak

Catatan kaki harus ditulis lebih tengah di bagian kaki halaman. Jarak margin kiri adalah 14 karakter. Cara menulis catatan kaki berjarak 4 spasi dari teks utama.

Jadi metode penulisan ini harus benar-benar diperhatikan dengan baik. Jaraknya harus tepat berada pada 4 spasi, karena memang peletakannya di bawah kaki sesuai dengan namanya.

Baca juga : Cara Menulis Daftar Pustaka

Jika menggunakan aplikasi penulisan di komputer, sudah otomatis bisa disetting. Pada kaki halaman sudah tersedia ruang untuk digunakan metode pembuatan catatan kaki dengan pengaturan layout paper.

Secara sistem cara menulis footnote sudah cukup memadai. Namun pada saat aplikasinya, ada beberapa sumber referensi yang sangat panjang. Contoh jika mengambil dari makalah seminar, umumnya judul seminar panjang-panjang.

Secara teknis penulisan yang wajib diperhatikan adalah nama, judul, data publikasi dan nomor halaman. Keempat unsur ini wajib ada, namun tetap menyesuaikan sumber seperti seminar atau sumber url internet.

  1. Penggunaan spasi

Panduan penulisan catatan kaki paling tepat menggunakan 1 spasi. Ini untuk membedakan dengan body teks utama, sekaligus menghemat ruang. Sebab ada kalanya catatan tambahan lebih panjang berupa pembahasan.

Teknik penulisannya yang benar untuk teks penjelasan panjang suatu kondisi atau frasa mengikuti teknis berdasarkan spasi dan margin pada baris kedua atau seterusnya. Ditulis sepanjang space yang tersedia di kaki halaman.

Antara catatan kaki satu dengan lainnya digunakan 2 spasi. Ini berlaku jika terdapat dalam halaman yang sama. Sehingga pembaca mudah membedakannya saat mencari keterangan atau referensi tulisan.

Teknik penulisannya tersebut di bagian font dibedakan dari teks asli. Dimana untuk catatan kaki dibuat lebih kecil. Contoh TNR pada teks utama ukuran font 12. Sedangkan catatan kaki berukuran 10.

Penulisannya tersebut tidak boleh terbalik karena pilihan fontnya penting untuk mengetahui yang mana teks aslinya dengan catatan kakinya. Untuk itu ada metode penulisan berdasarkan pemakaian tanda spasi di dalam teksnya.

  1. Penomoran

Fungsi dan Cara Menulis Footnote dengan Baik dan Benar

Harus diberi nomor dengan jarak masing-masing nomor sama dengan spasi pada teks. Untuk lebih dari baris kedua, ketiga dan seterusnya mengikuti margin teks paling kiri saja.

Bagian penomoran ini harus memiliki jarak yang sama di setiap spasinya. Biasanya untuk jumlah karakternya juga dihitung/ disesuaikan. Jadi penulis artikel pilar wajib memperhatikan hal tersebut dengan baik ketika ingin menulisnya.

Penomoran diketik mulai dari jarak 6 karakter dari margin kiri. Jadi jika diperhatikan maka lebih menjorok. Teknik penulisan tersebut memudahkan pembacaan atau pembeda antara nomor dengan lanjutan catatan baris berikutnya.

Nomor ditulis ½ spasi ke atas. Berlaku untuk menunjukkan informasi atau referensi dari semua isi tulisan atau buku. Jadi tidak dibuat berdasarkan halaman melainkan menyambung ke nomor-nomor selanjutnya.

Teknik penulisan footnote secara otomatis di sistem lebih mudah teknisnya. Nomor akan langsung muncul pada saat ruang diklik. Pengaturan selanjutnya cukup membuat jarak 5 sampai 7 ketukan.

  1. Panjang catatan

Panduan penulisan catatan kaki yang benar adalah tidak boleh melebihi halaman. Tidak diperkenankan hingga menjangkau lebih dari satu halaman. Jadi harus disingkat jika tulisan sangat panjang.

Contoh: Saptuari Sugiharto, “Mengayun Langkah Perubahan,” dalam Jejak Langkah Tak Terhenti (Surakarta: Tiga Serangkai, 2018), hal. 45”. Cara penulis ini bisa dipersingkat lagi untuk menghemat tempat.

Teknik pembuatan catatan kaki disingkat menjadi “Sugiharto, “Mengayun Langkah Perubahan”, 45”. Penulisan semacam ini biasa ditemui dalam makalah ilmiah. Mengacu pada bab dari sebuah buku yang dijadikan sebagai referensi.

Dalam hal ini, Anda harus memperhatikan panjang catatan yang digunakan untuk penulisan footnotenya. Jangan sampai panjangnya lebih banyak dari teks halamannya. Karena sudah pasti itu salah besar.

  1. Penulisan sumber yang sama

Fungsi dan Cara Menulis Footnote dengan Baik dan Benar

Cara menulis footnote jika sumber sama untuk beberapa catatan, maka tidak perlu lengkap. Cukup ditulis lengkap pada nomor pertama. Selanjutnya tulis “Ibid” pada nomor terakhir.

Aturan ini berlaku secara universal, pembaca lebih mudah memahami. Salah satu tujuan penulisan “Ibid” tersebut adalah untuk menghemat ruang yang terbatas untuk area catatan kaki.

Contoh teknis pembuatan catatan kaki sama dengan “Ibid” adalah:

1Herwono, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2000), hal. 109-111.

2Ibid.

3Ibid, hal. 112-115.

Untuk menulis footnote efektif dengan nomor berurutan dari sumber sama lebih mudah dipahami. Namun penulisan sumber sama dan tidak berurutan letaknya, cukup ditulis dengan “cit”.

Teknis membuat footnote sama sebagai berikut:

1Satjipto Rahardjo, Hukum Pembangunan dalam Masyarakat (Bandung: Alumni, 1971), hal. 52

2Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Jakarta: Gramedia, 2001), hal. 170.

3Raharjo, Op. Cit, h.70.

  1. Pengarang

Cara menulis footnote untuk nama pengarang sumber buku atau tulisan lain tidak boleh dibalik. Baik pengarang asing maupun dalam negeri. Teknis membuat footnote ditulis seperti urutan nama aslinya serta tanpa gelar akademis.

Teknis membuat footnote untuk nama hanya disertai gelar kebangsawanan sebab merupakan bagian dari nama seseorang. Buku atau sumber dengan penulis sampai 3 orang harus ditulis semua.

Sedangkan sumber dengan pengarang lebih dari 3 orang tidak perlu ditulis semuanya. Cukup tambahkan “dkk” setelah nama pengarang utama. Ini sudah menunjukkan bahwa sumber yang digunakan ditulis oleh banyak pengarang.

Teknis menulis footnote dari sumber 2 orang pengarang adalah sebagai berikut: “Joyce Budiharjo dan Armand Setyadi, Partikel dan Atom (Solo: Tiga Serangkai, 1996), hal. 52-54.”

Contoh panduan penulisan catatan kaki lebih dari 3 pengarang adalah “Iskandar dkk, Indonesia dalam Perkembangan Zaman (Jakarta: Penerbit Ganeca Exact, 2004), hal. 25.” Pembaca sudah paham ada lebih dari 3 pengarang.

Sumber referensi bukan hanya dari karangan ilmiah. Bisa juga dari internet, dan ini sudah banyak digunakan. Tetapi pada prinsipnya cara menulis footnote mengikuti kaidah yang telah dijelaskan di atas.