Apa Itu Premis? Kenali Contoh Penerapannya di Sini

Apa itu premis yang umum ditemui dalam pelajaran di sekolah? Premis biasanya ditemui dalam bentuk kalimat untuk kemudian ditarik kesimpulan. Mungkin Anda sendiri juga sudah sering melihatnya.

Premis identik dengan logika yang merupakan salah satu bahan kajian dalam ilmu filsafat. Logika memuat ilmu mengenai cara mendapatkan kesimpulan dari premisnya.

Mungkin Anda juga sering menemui premis dalam aktivitas penyampaian pendapat. Tujuannya ialah memperkuat opini dan klaim yang disampaikan, sehingga bukan sekedar omong kosong.

Apa Itu Premis? Ini Pengertiannya

Apa Itu Premis Kenali Contoh Penerapannya di Sini

Premis dapat diartikan sebagai pernyataan terkait apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan. Secara sederhana Anda bisa menganggapnya sebagai dasar pemikiran atau alasan.

Sebenarnya artinya sendiri juga mirip dengan asumsi. Namun, premis lebih umum dituliskan dalam bentuk kalimat yang menjadi dasar penarikan kesimpulan pada logika.

Apabila mencari apa itu premis, kenali juga asal katanya yakni premissus atau praemittere di mana artinya adalah sebelum mengirim. Karena merupakan proposisi yang dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan, nama premisnya disesuaikan dengan term kandungannya.

Sedangkan dalam dunia seni, premis umumnya berupa pernyataan cerita dan masalah yang menjadi penggerak cerita. Umumnya akan memuat karakter, atribut, aksi atau tindakan hingga situasi.

Umumnya ketika menuliskan hal tersebut, seorang penulis belum memutuskan nama karakternya. Jadi terbatas pada atribut. Biasanya memang nama karakter tidak ditentukan di awal penulisan cerita.

Jadi, sudahkan Anda memahami apa yang dimaksud dengan premis?. Kesimpulan akan ditarik dengan mempertimbangkan premis mayor dan minor. Subjek pada kesimpulan bisa disebut dengan term minor.

Anda dapat menemukan tentang premis dengan mudah dalam soal matematika. Biasanya soalnya akan menuntut untuk menemukan kesimpulan. Nantinya Anda bisa menjawabnya dengan menarik kesimpulan secara tepat.

Ketika berhadapan dengan soal logika matematik, Anda perlu melakukan proses penalaran di mana ditinjau melalui segi ketepatan. Lantas, penarikan kesimpulannya bisa dilakukan dengan beberapa cara.

Namun, sebelum bisa menarik kesimpulannya, tentu Anda harus tahu premis seperti penjelasan di atas. Jadi, pastikan untuk memahami pengertiannya secara mendalam.

2 Ragam Premis Berdasarkan Bentuknya

Seperti sudah disebutkan di atas, premis ialah rangkaian kalimat yang diperuntukkan dalam logika guna menarik kesimpulan. Berdasarkan bentuknya, Anda bisa membedakannya menjadi dua.

1. Premis Mayor

Apa itu premis mayor? Yakni keterangan maupun hasil pemikiran dalam bentuk pernyataan secara umum dan garis besar. Hasil pernyataannya umum dijadikan sebagai grand theory. Kemudian memuat term predikat (P) dalam kelas (M) atau umumnya disingkat dengan M-P.

Apabila menemukan soal logika matematika, Anda bisa menemukannya dalam bentuk teori umum. Tidak jarang berupa teori yang sudah diketahui banyak orang. Misalnya, ”seluruh manusia merupakan makhluk hidup”, “belajar adalah kewajiban siswa” dan lainnya.

Baca juga: Pengertian argumen dalam debat

Apabila ingin mempelajari tentang materi ini, Anda dapat membaca berbagai soal dan mencoba menemukan jawabannya. Selain membaca materi di buku, Anda juga dapat mencarinya melalui internet.

2. Premis Minor

Lantas, apa itu premis minor? Yakni keterangan atau pernyataan yang lebih khusus terkait suatu pemikiran. Hasilnya umum disebut dengan istilah middle range theory. Kemudian memuat term subyek (S) dan dalam anggota kelas (M) atau singkatannya S-M.

Ketika membaca soal, Anda bisa mengenali perbedaan antara premis mayor dan minor. Kalimat pada mayor akan tampak lebih umum sementara kalimat minor jauh lebih khusus.

Apabila ingin memahami apa itu premis, jangan sekedar membaca teori dalam artikel ini. Anda bisa mengembangkan wawasan dan pemahaman dengan mengerjakan berbagai soal logika matematika dari buku.

Namun sebelum itu baca dahulu artikel ini sampai selesai. Sebab, masih ada materi lainnya seperti contoh premis. Jadi, selesaikan dahulu membaca artikelnya.

Contoh dari Premis Mayor Maupun Minor dan Penerapannya

Setelah memahami premis dan jenisnya, sekarang mari mempelajari contohnya. Melalui contoh di bawah ini, Anda akan lebih paham lagi tentang materi tersebut.

1. Contoh dengan Subjek Mahasiswa

Mari membuat contoh yang pertama seperti ini. Mayor: Seluruh mahasiswa (M) ialah makhluk hidup (P). Minor: Laila (S) ialah mahasiswa (M). Konklusi: Laila (S) ialah makhluk hidup (P).

Anda masih ingat bukan apa itu premis minor dan mayor? Lantas, biasakah Anda membedakan keduanya dalam contoh di atas? Karena sudah ada keterangannya, tentu jangan sampai tidak memperhatikannya.

2. Contoh dengan Subjek Mahasiswa Lainnya

Mari melanjutkan contoh berikutnya. Mayor: Seluruh mahasiswa (M) ialah mahkluk hidup (P). minor: Salah satu mahasiswa (M) ialah Angga (S). Konklusi: Angga (S) ialah makhluk hidup (P).

Mirip dengan sebelumnya, contoh ini masih seputar mahasiswa. Anda dapat menarik kesimpulan menjadi S-P. Pastikan untuk memperhatikan baik-baik mana premis mayor dan mana minor.

3. Contoh dengan Subjek Siswa

Masih dalam dunia pendidikan, mari mempelajari contoh tentang siswa. Mayor: Belajar (P) ialah kewajiban seluruh siswa (M). Minor: Nayla (S) ialah siswa (M). konklusi: Nayla (S) memiliki kewajiban untuk belajar (P).

Anda dapat mengambil kesimpulan dengan memperhatikan posisi predikat (P) pada mayor dan posisi subjek (S) di bagian minor. Lantas bisa menarik kesimpulannya secara tepat.

4. Contoh dengan Subjek hewan

Apakah bisa mempelajari contoh dengan subjek berupa hewan? Tentu saja bisa seperti ini. Mayor: setiap makhluk hidup (M) pasti akan mati (P). Minor: Kucing (S) ialah makhluk hidup (P). Konklusi: Kucing (S) pasti akan mati (P).

Fungsi Penggunaan Premis dalam Kehidupan

Ketika mempelajari apa itu premis, tidak ada salahnya untuk mempelajari fungsinya. Sebab, premis sudah digunakan sejak zaman dahulu. Berikut ini beberapa fungsi penggunaannya.

1. Menguji Validitas dan Kebenaran

Suatu hasil pemikiran dapat ditarik kesimpulannya ketika dihasilkan secara ilmiah. Oleh sebab itu memerlukan beragam premis dalam bentuk pernyataan, bukti, teori, maupun data untuk bisa mendapatkan kesimpulannya.

2. Menelaah Konsep

Di dunia ini terdapat banyak pengemuka yang menyampaikan teorinya terkait hal dengan sifat ilmiah. Sebuah ide akan memerlukan perjalanan panjang untuk bisa diterima oleh masyarakat.

Perlu melalui konsep generalisasi dan penyaringan fakta. Sehingga memerlukan teknik patokan berpikir berupa premis. Baru kemudian idenya dapat diterima oleh masyarakat.

3. Menyusun Kerangka Teori

Seperti yang Anda tahu, landasan teori disusun memakai teori relevan. Penyajian premis akan membantu dalam menyusun kerangka berpikir yang merupakan dasar membawa ide terkait pemecahan masalah.

Jadi, hal-hal terkait permasalahan dapat disusun secara lebih baik. Jadi, materi tentang contoh premis dan kesimpulan tidak hanya ditemukan dalam pelajaran di sekolah.

4. Menguji Hipotesis

Ketika tawaran premisnya ada banyak, tentu semakin banyak juga peluang dalam mengembangkan hipotesis. Aktivitas hipotesis sendiri ialah proses pengujian perkembangan teori melalui prosedur penelitian ilmiah.

Hipotesis juga umum digunakan dalam menentukan ciri khas suatu penelitian. Jadi, hipotesis bisa menjadi pembeda antara suatu penelitian dengan penelitian lain yang sudah ada.

Premis sangat mudah ditemui dalam pelajaran seperti matematika. Umumnya difungsikan sebagai sebuah asumsi di mana dianggap benar. Lantas, hasilnya akan dipakai sebagai landasan teoretis untuk berpikir.

Meskipun mudah ditemui dalam pelajaran, tidak semua orang tahu tentang premis. Jadi, akan lebih baik apabila mempelajari apa itu premis seperti yang sudah kami jelaskan pada artikel diatas.