Cara Membuat Deskripsi Cerita: Panduan Menulis yang Benar

Cara membuat deskripsi cerita yang benar menurut artikel.co.id akan membantu para pembaca memahami karakter, setting serta suasana dalam cerita. Maka pembuatannya secara keseluruhan harus dilakukan dengan cermat.

Deskripsi atau penggambaran yang baik terhadap jalannya cerita dapat membuat pembaca merasa terlibat. Pembaca seolah-olah berada dalam cerita dan ikut merasakan apa yang dirasa oleh para tokohnya.

Hal ini akan membuat pembaca betah berlama-lama membaca sampai selesai. Dalam pembahasan di bawah ini kami akan membantu Anda untuk bisa memahami dan menerapkan cara membuat deskripsi cerita yang efektif.

7 Cara Membuat Deskripsi Cerita Paling Efektif

Membuat suatu karangan atau cerita tidak hanya berkaitan dengan teknis tapi juga non-teknis. Diantaranya Anda harus paham elemen, tujuan pembuatan, kemudian baru menyusun tulisan dengan benar. Berikut 7 tahapan yang baik teknis maupun non-teknisnya.

1. Memahami Elemen Deskripsi Cerita

Pertama yang perlu dipahami adalah deskripsi cerita itu sendiri. Yaitu bagian dari sebuah narasi yang isinya menggambarkan suatu karakter tokoh, setting tempat serta suasana. Dari penggambaran ini sebuah tulisan atau karangan menjadi hidup.

Penggambaran yang dimaksud disini meliputi 3 elemen pokok. Pertama adalah karakter penokohan, kedua setting sebagai tempat terjadinya peristiwa dan ketiga adalah suasana. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai 3 elemen tersebut.

1. Karakter

Cara membuat deskripsi cerita harus tepat diterapkan pada saat membuat penggambaran karakter. Karakter adalah sifat dan latar belakang para tokoh yang terlibat langsung dalam sebuah cerita.

Penggambaran harus jelas baik secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik misalnya seorang pria bertubuh kekar, tinggi, kulit sawo matang, mata tajam. Kemudian penggambaran sifatnya misalnya, bijaksana, sabar, bertutur kata lembut.

Pendeskripsian latar belakang yaitu mengenai kehidupan masa lalu tokoh tersebut. Misalnya, latar belakang keluarga, pendidikan, pekerjaan atau peristiwa penting di masa lalu yang mempengaruhi kehidupan tokoh di masa sekarang.

2. Setting

Setting latar tempat kejadian dan waktu terjadinya peristiwa. Penggambaran yang tepat misalnya, di sebuah desa yang asri, pagi hari saat embut belum menguap, matahari bersinar lembut.

3. Suasana

Cara membuat deskripsi cerita elemen ketiga ini bertujuan membangkitkan suatu perasaan bagi pembaca. Penggambaran suasana harus jelas sehingga secara emosional ikut merasakan apa yang tertulis pada karangan.

Baca juga: Contoh Deskripsi Toko pada Tokopedia Bisa Dijadikan Referensi

2. Memahami Prinsip Cara Membuat Deskripsi Cerita

Prinsip dalam pembuatan deskripsi meliputi penggunaan kata yang tepat, indikator karakter dan penggunaan kontras. Ketepatan dalam pemilihan kata akan meminimalisir bias makna atau ambiguitas.

Penafsiran makna antara maksud penulis dengan pembaca sama, sehingga akan mempermudah penyampaian pesan. Bisa jadi dalam penggambaran suasana tersirat suatu makna secara implisit.

Kemudian penggunaan indikator karakter berkaitan dengan perilaku yang mencerminkan sikap atau perilaku tokoh. Sebagai contoh ungkapan “Tante Ani sering membantu anak-anak untuk membuat layangan”

Ungkapan di atas secara tidak langsung mengindikasikan bahwa Paman Ali adalah sosok yang peduli terhadap anak-anak. Ini merupakan cara membuat deskripsi cerita dengan ungkapan yang tidak langsung menjelaskan suatu karakter.

Prinsip penggunaan kontras dimaksudkan untuk membuat karakter tokoh lebih menarik dan mudah diingat. Misalnya penampilan fisik dan kepribadian yang berbeda dari mindset kebanyakan orang.

Suatu tokoh bisa digambarkan visualnya sebagai orang yang gagah, berperawakan tinggi besar, badan tegap. Namun penggambaran sifat dan kepribadiannya mencerminkan seorang yang rapuh, penyendiri, sangat bertolak belakang dengan penampilannya.

Penggambaran kontras ini akan menambah jalannya cerita jadi lebih menarik karena pembaca serasa mendapatkan sebuah plot twist. Ini bisa dibuat bukan hanya pada tokoh tetapi juga setting tempat kejadian.

3. Menentukan Topik

Setelah memahami elemen dan prinsip cara membuat deskripsi cerita, kini Anda bisa memulai secara teknis. Pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan topik atau tema suatu cerita. Penentuannya bebas, bisa mengambil dari inspirasi apa saja.

Bagi Anda yang masih pemula, untuk menentukan topik ini cukup amati kejadian sekitar. Misalnya suasana pagi hari di lingkungan sekitar rumah. Ini bisa jadi ide membuat karangan singkat.

Pagi hari merupakan suasana yang mudah digambarkan seperti bagaimana kondisi udara, pencahayaan matahari, tingkat keramaian dan sebagainya. Kemudian untuk penokohan, paling mudah menggambarkan orang-orang sekitar misalnya anggota keluarga.

Cara membuat deskripsi cerita dari topik kehidupan sehari-hari ini akan membentuk karangan berdasarkan fakta. Setelah mahir menggambarkan keadaan sekitar, Anda akan mudah berimajinasi membentuk suatu gambaran keadaan untuk cerita yang lain.

Sebuah topik akan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Jika sudah menemukan topik utama, Anda perlu menentukan sub topik. Sehingga nantinya pembahasan bisa disusun lebih spesifik dan tidak melenceng.

Cara Membuat Deskripsi Cerita

Seperti gambar diatas, menjelaskan penggambaran tokoh, suasana dan setting yang cukup singkat. Hasilnya adalah cerita pendek namun sarat dengan makna yang juga sekaligus mempengaruhi suasana hati pembaca.

4. Mengumpulkan Dokumentasi

Cara membuat deskripsi cerita setelah memiliki ide topik dan sub topik adalah mengumpulkan dokumentasi. Dokumentasi ini bisa berupa literature, gambar, foto, video dan sebagainya.

Dokumentasi sangat penting terutama jika Anda tidak terlalu paham suatu kondisi dan suasana sebenarnya. Misalnya ingin membuat karangan mengenai kehidupan di Negara 4 musim.

Minimal Anda harus tahu dulu kapan pergantian musim terjadi, seperti apa kondisi dan suasana di setiap musim, serta kebiasaan masyarakat sekitar. Bisa saja mengambil inspirasi dari sebuah film atau serial, tapi lebih detail lebih baik.

Kumpulkan sumber sebanyak-banyaknya, kemudian buat kesimpulan sementara mengenai kondisi yang ingin digambarkan. Meskipun jalannya cerita nantinya adalah fiksi, namun pembaca akan dapat penggambaran yang sesuai dengan fakta.

Misalnya Anda akan membuat cerita mengenai suasana natal di Negara 4 musim seperti Amerika Serikat. Moment natal biasanya identik dengan turun salju karena masuk musim dingin.

Cara membuat deskripsi cerita saat musim dingin minimal berlatar tempat dan suasana dingin bersalju. Misalnya, kondisi malam natal setelah berdoa di Gereja yang dingin. Kemudian menggambarkan salju turun pada malam hari hingga menutup jalan.

Karakter tokoh sendiri bebas, bisa mengambil sudut pandang Anda sebagai orang pertama atau nama fiktif sebagai orang ketiga. Paling penting dan harus menonjol adalah setting dan suasana.

Setting tempat juga harus mengacu pada kondisi sebenarnya. Contoh Anda mengambil tempat terjadinya cerita di sebuah Gereja besar seperti Times Square Church. Harus menggambarkan bagaimana kondisi bangunan, banyaknya jamaah, suasana ibadah.

Cara membuat deskripsi cerita ini akan sekaligus memberikan informasi kepada pembaca seperti apa Times Square Church yang terkenal itu. Bagi yang sudah pernah mengunjungi Time Square Church akan merasa seperti nostalgia berada di sana.

Mengumpulkan dokumentasi harus paling baru karena kondisi iklim dan perkembangan sebuah tempat bisa saja berubah. Misalnya kondisi jalanan yang biasanya ramai, namun tahun-tahun terakhir mulai sepi.

Kemudian mengenai perubahan iklim bisa juga terjadi perbedaan suasana Natal tiap tahun. Biasanya salju turun sangat lebat dengan temperatur udara minus 10 derajat atau lebih, tapi pada saat Anda membuat karangan kondisinya sudah lebih hangat atau tidak turun salju.

Baca juga: Apa Itu Deskripsi Produk? Bisa untuk Menarik Minat Pembeli

5. Membuat Outline

Setelah dokumentasi atau sumber acuan Anda lengkap, selanjutnya segera buat outline atau kerangka karangan. Ini sangat penting untuk membatasi supaya jalannya cerita tidak melebar kemana-mana.

Tentukan mulai dari judul utama. Pilih kata atau kalimat yang menggambarkan isi karangan. Minimal memberikan gambaran kepada pembaca mengenai tokoh, setting atau suasana. Misalnya seperti judul “Juni di bulan Juli”, menggambarkan kehidupan Juni selama bulan Juli.

Setelah judul, lanjutkan dengan membuat sub judul. Jika karangan nantinya cukup panjang seperti novel, maka bisa dibuat bab terlebih dahulu. Lalu setiap bab dibuat sub bab untuk memudahkan pengerjaan tulisan.

Tidak perlu terlalu banyak bab jika masih pemula, maksimal 3-5 sudah cukup sampai penutup. Tapi jika karangan singkat misalnya sepanjang cerpen atau selama 60 menit membaca selesai, bisa langsung membuat sub judul.

Cara membuat deskripsi cerita pada sub judul mengacu pada apa yang ingin Anda ceritakan. Buat urut seperti kronologi maju, sehingga pembaca bisa mengikutinya dengan mudah seperti mengalami hal serupa.

Kerangka atau outline dibuat sampai dengan penutup atau kesimpulan. Ini akan membantu Anda menyusun kalimat demi kalimat secara efektif. Tidak terlalu panjang untuk masing-masing sub judulnya begitu juga pada kesimpulan.

Penyusunan sub judul paling mudah adalah dari hal-hal umum dahulu kemudian dilanjutkan dengan mendeskripsikan hal-hal spesifik. Misalnya mendeskripsikan pantai Parang Tritis, mulai dari garis pantainya yang panjang, ramainya pengunjung sore hari.

Kemudian dilanjutkan dengan gambaran spesifik misalnya salah satu sisi pantai yang dianggap keramat dan tidak banyak orang tahu. Ini akan menambah pengetahuan pembaca sekaligus memperluas daya imajinasinya.

Tidak semua karangan memiliki akhir. Banyak juga penulis sengaja membuat akhir menggantung supaya pembaca membuat simpulan sendiri. Tapi tetap pada penyusunannya harus membuat kerangka untuk bagian penutup.

6. Mengembangkan Outline atau Kerangka Tulisan

Cara membuat deskripsi cerita jadi lebih mudah dan lancar karena sudah ada outline. Anda cukup mengembangkannya sesuai panjang yang diinginkan. Untuk karangan fiksi, Anda bisa mengembangkan kerangka sesuai daya imajinasi.

Gambar tersebut bisa jadi acuan bagaimana mengembangkan kerangka dari sub bab atau sub judul. Jadi dibuat dulu menjadi beberapa poin penting selanjutnya dari masing-masing poin baru dijabarkan menggunakan kalimat lebih panjang.

Sub judul atau sub bab yang sudah dipecah menjadi beberapa poin penting bisa dibuat masing-masing menjadi satu paragraf. Ini akan lebih mudah terutama bagi para pemula. Dengan kata lain sub sub-bab ini akan jadi ide pokok paragraf.

Pola setiap paragraf bebas Anda tentukan apakah berupa penjelasan dari hal-hal umum ke hal khusus atau sebaliknya. Bisa juga menjelaskan mengenai hubungan sebab akibat. Gambar dibawah ini menjabarkan sebab akibat, Anda bisa mencontoh seperti ini.

Setelah penjabaran masing-masing poin penting ini Anda bisa membaca ulang keseluruhan tulisan. Supaya lebih percaya diri, mintalah teman atau orang lain untuk ikut membaca dan perhatikan respon mereka.

Setiap pembaca tentu akan memiliki perspektif tersendiri termasuk selera terhadap sebuah karya. Ini akan jadi masukan berharga untuk pengembangan tulisan Anda menjadi lebih baik lagi.

Anda bisa juga berkonsultasi dengan para penulis expert seperti Artikel.co.id. Selebihnya, mulailah menggali ide-ide kreatif dan terapkan cara membuat deskripsi cerita dengan urut agar hasil tulisan enak dibaca.