Contoh Pidato Bahasa Jawa dengan Ragam Kebahasaannya

Belajar berbicara dengan contoh pidato bahasa Jawa dapat membantu Anda memahami tutur budaya yang baik. Bagi masyarakat Jawa, bahasanya sudah mendarah daging sehingga dipakai di kehidupan sehari hari. Salah satunya tentu untuk menyampaikan pidato Jawa.

Acara besar berisi masyarakat Jawa selalu menggunakan bahasanya untuk menghormati budaya nenek moyang. Ragam kebahasaan Jawa sendiri dibedakan dari tingkatan tutur ke lawan bicara. Jika dicontohkan, anak ke orang tua menggunakan Bahasa Krama dalam bentuk penghormatan.

Dari orang tua ke anak, bahasa yang digunakan juga berbeda. Karena berbicara dengan usia lebih muda, orang tua dapat menggunakan Ngoko Alus. Dalam budaya kebahasaan, ada ragam penuturan tersendiri dan bisa Anda gunakan seperti di contoh pidato bahasa Jawa.

Tingkatan bahasa Jawa dimulai dari Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Lugu dan Krama Inggil. Dari keempat bahasa tersebut, semuanya memiliki filsafatnya masing-masing. Seperti halnya bahasa Ngoko Lugu yang dipakai ke teman seumur dan Krama Alus untuk orang kasta tertinggi di Jawa.

Filsafat Kebahasaan Budaya Masyarakat Jawa

Contoh Pidato Bahasa Jawa dengan Ragam Kebahasaannya 2

Sebelum belajar berpidato, Anda harus memahami dulu tutur bahasa yang akan digunakan. Jika menggunakan bahasa Jawa, Anda perlu tahu perbedaan di setiap tingkatannya. Mulai dari tingkat terbawah hingga tingkat teratas, semuanya memiliki tingkat tutur bahasa Jawa yang berbeda.

  1. Jawa Ngoko Lugu

Tingkat kebahasaan terendah ialah Jawa Ngoko Lugu yang biasanya dipakai untuk teman dan orang seumuran. Bahasa Ngoko Lugu sangat sederhana karena kosakatanya masih kasar. Jadi perbincangannya bisa dibuat bercanda sehingga bahasa ini dibuat untuk orang yang akrab.

Untuk pidato bahasa Ngoko Lugu sangat tidak cocok digunakan. Alasannya karena tidak etis didengarkan oleh orang banyak, khususnya golongan tua.

Contoh Bahasa Ngoko Lugu : “Saiki aku mangkat sekolah karo Nur mergo butuh konco kanggo nglewati sungai Bengawan Solo”

Indonesia : “Sekarang aku berangkat sekolah bareng Nur karena butuh teman buat melewati sungai bengawan Solo”

  1. Jawa Ngoko Alus

Selanjutnya ada Ngoko Alus yang tingkatannya lebih tinggi. Bahasa ini lebih baik dan lebih sopan dibandingkan gaya bahasa Ngoko Lugu. Biasanya penggunaan tuturnya pada orang atas, namun masih dalam kategori akrab seperti Kakak Kelas, Orang Tua dan Saudara.

Contoh pidato bahasa Jawa akan lebih baik jika menggunakan Ngoko Alus. Tentu saja demi kesopanan, minimal bahasa Ngoko Alus yang dipakai untuk berbicara di depan umum.

Contoh Bahasa : “Panjenengan kok ora arep pinarak dhisik ta? Niki suguhane”

Indonesia : “Kamu (orang lebih tua) kenapa tidak mampir terlebih dulu? Ini hidangannya”

  1. Jawa Krama Lugu

Bahasa krama Lugu digunakan orang tua, tingkat kedudukan tinggi dan orang lebih tua untuk berbicara. Dengan gaya bahasa sopan, Anda bisa menciptakan suasana keraton. Anak muda jarang menggunakan bahasa ini kecuali diajak berbicara orang yang lebih tua.

Jasa pembuatan artikel mampu mencontohkan pidato berbahasa Jawa Krama Lugu. Dengan kebahasaan yang sopan, pidato jadi terasa lebih enak didengarkan.

Contoh Bahasa : “Sampeyan napa dadi kesah menyang Jakarta mbenjing Subuh?”

Indonesia : “Kamu (orang lebih tua) apa jadi pergi ke Jakarta besok Subuh?”

  1. Jawa Krama Inggil

Terakhir yaitu bahasa paling sopan dan dipakai oleh setiap orang penting yang kastanya lebih tinggi di kebudayaan Jawa. Seperti keraton Solo, orang tua di sana menggunakan Krama Inggil setiap harinya. Bahkan abdi dalem (penjaga keraton solo) juga menggunakan Krama Inggil.

Jarang orang menggunakan bahasa Krama Inggil dalam naskah pidato berbahasa Jawa. Selain sulit, cara bicara juga harus sesuai dengan penuturan yang berlaku di ajaran Jawa.

Contoh Bahasa : “Panjenengan siram ngginakaken punapa? Punapa panjenengan kersa ngabdeni reksa dalu?

Indonesia : “Kamu mandi pakai sabun apa? Apa kamu mau bantu jaga malam?

Pidato Berbahasa Jawa Sering Digunakan di Mana?

Menggunakan bahasa Jawa pada teks pidato memang bukanlah hal yang biasa dilakukan. Harus ada alasan mengapa bahasa Jawa digunakan sebagai kebahasaan dalam Berpidato. Satu alasan yang sering didengar ialah bahasa Jawa digunakan untuk menghormati tamu undangan.

Karena berisikan orang tua, bahasa Jawa dipakai sebagai bentuk penghormatan paling tinggi. Jika acara berupa santunan, penyuluhan atau pemberitahuan dan dihadiri oleh golongan tua, maka bahasa Jawa wajib digunakan. Pelajari contoh pidato bahasa Jawa untuk mengetahui tuturnya.

Bahasa Jawa sangat sulit diucapkan jika Anda tidak terbiasa menggunakannya. Gaya bahasa yang unik menjadi ciri khas masyarakat Jawa dalam mengucapkannya di kehidupan sehari hari. Apalagi untuk bahasa tingkat tinggi seperti Krama yang butuh kesabaran ekstra ketika berbicara.

Baca juga: Cara Backup WordPress secara Manual dan Otomatis

Gaya bahasa Krama itu sabar, pelan, halus, sopan dan menghormati. Jika Anda tidak paham itu, gaya bicara akan terasa tidak sesuai dengan kebahasaannya. Oleh sebab itu, memahami naskah pidato itu penting karena terdapat tutur kebahasaan di dalamnya.

Ketika ada acara besar yang dihadiri orang tua dan masyarakat Jawa, maka Pidato bisa digunakan. Anda juga menjadi lebih siap untuk berbicara lantang di depan umum. Kebahasaan yang sesuai dengan tradisi Jawa akan disambut baik oleh masyarakat atau audiens acara Anda.

Beberapa Contoh Pidato Bahasa Jawa

Untuk memudahkan Anda dalam memahami kebahasaan yang ada, berikut kami berikan empat contoh pidato. Setiap kata mengandung makna yang berbeda dan hanya bisa dipahami oleh masyarakat Jawa. Agar lebih jelas, berikut contoh teks pidatonya.

  1. Pidato di Sekolah

Disebutkan di sana, contoh pidato ini membahas tentang siswa yang berpidato di depan guru-gurunya. Dalam pidato tersebut, siswa menyebutkan rasa syukur.

  1. Pidato Hari Pendidikan

Pada hari pendidikan, bapak ibu siswa diundang ke acara sekolah untuk diberi nasihat tentang pendidikan anak-anaknya. Bapak ibu diminta untuk membantu proses pembelajaran anak.

  1. Pidato Hari Kemerdekaan

Di hari kemerdekaan, Pidato dibuat untuk mengenang jasa pahlawan. Gaya bahasa Jawa jadi lebih sopan agar menghormati jasa-jasa pahlawan yang masih hidup sampai sekarang.

  1. Pidato Krama Inggil

Di atas, penggunaan Krama Inggil sangat baik sehingga audiens jadi lebih terasa dihormati. Gaya bahasanya cepat namun tetap menyampaikan pesan dengan baik.

Cara Mempelajari Contoh Pidato Bahasa Jawa

Dengan keempat contoh di atas, Anda dapat mempelajari pidato berbahasa Jawa. Untuk dapat memudahkan Anda, biasakan berbicara bahasa halus dengan teman atau orang lain. Lidah harus akrab dengan kebahasaan Jawa, karena itu akan mempengaruhi pola bicara Anda nantinya.

Belajar bisa mulai dari kata pengantar dengan menyebutkan rasa syukur dan sambutan. Fungsi kata pengantar ialah menyampaikan kata pembuka pidato pada tamu undangan. Dengan kalimat pembuka yang fasih dan lancar, Anda bisa jadi lebih percaya diri untuk berpidato.

Utarakan pesan yang ingin disampaikan sesuai naskah jika Anda membawanya ke depan. Jangan terlalu tergesa-gesa karena itu dapat menurunkan ritme kebahasaan Anda. Salah satu hal paling penting untuk dilakukan ialah selalu tenang dan ucapkan setiap bahasa secara halus.

Itu sudah menjadi karakter bahasa Jawa yang sangat enak di dengar. Beberapa orang mungkin bisa menggunakan gaya bahasa lantang dan keras, namun itu karena sudah paham kebahasaan Jawa. Mulai dari sekarang, pelajari contoh pidato bahasa Jawa untuk menguasai bahasanya.